langit yang menaungi kita masih sama, angin yang berembus bersama helaan nafas dan langkahmupun masih sama. sungai, dimana kau selalu melewatinya saat kau pergi ke kampus, koridor, gang, juga tiang listrik disepanjang jalanpun masih jua sama. segalanya masih sama. mungkin, hanya aku yang berbeda, aku tanpa kehadiran dirimu yang membuatnya berbeda.
kau mungkin tak pernah tahu seberapa kuat keinginanku melupakanmu, bahkan aku telah berkali-kali membunuh dirimu dalam hidupku. hanya saja kesepian datang, tanpa kau yang mengisi hari-hari.
kini, aku semakin tak mampu menanggung sepiku sendiri. mengeja kehidupan adalah kepedihan. dan kau tak pernah tahu bagaimana aku memanggil-manggil namamu, mungkin sebab aku selalu memanggil namamu, hingga kau kira hanya angin sepoi yang berembus dan kau tak mendengar apalagi merasakannya.
hanya namamu yang aku panggil kini, dalam rintih kepedihan, kesunyian menjalar nalar, terbata namun pasti. hingga aku teramat dingin beku, menggigil memanggil lirih namamu dalam dekil.
ngebrak, 16 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar