selalu "selapan hari", 4 pekan aku menantinya
berharap dia kan datang mencumbuiku dengan amsalnya perak
senja selalu mengajakku berlarian ke taman kangen
seluruh angan dalam sukma kasar pun lembutku
memilin diriku ke nadir-nadirmu
malam... selalu memilihku tuk menatap langitnya
menyanyikan lagu asma-mu
kemudian mengajakku berbincang tentang hari-harimu
aku selalu berlari dalam naluri n nuraniku
namun langkah kasadku terbelenggu satya darmaku
menjadi memburu dalam desahku
menjadi cemburu dalam detakku
membeku dalam gerakku
terengah dalam diamku
tersengal dalam tentramku
kini pagi dan telah kembali kepada senja
dan esok kan kembali ke pagi
seperti melewati lorong panjang yang hampa
seperti loncatan dimensi yang sama
selalu "selapan hari", 4 pekan aku menantinya
berharap dia kan datang mencumbuiku dengan amsalnya perak
menjadi bisu
menjadi lesu menjadi kaku
sebab harpaku tak berlagu
sebab langitku tak terpendar cahyamu
sebab wajahmu tertutup gerhana
terbalut kelamnya
*selapan hari (jawa.red)= satu bulan
18;38
160611
Tidak ada komentar:
Posting Komentar