Welcome to my Mind

aku adalah apa, bukan aku adalah siapa, aku dalam diri bingkai 3 jiwa, aku adalah aku, menyandang baluran puja dari cela aku adalah aku, yang jujur, yang terkabut luka, aku adalah aku, yang tertulis, dari suratan cinta, terpelanting nista, lalu aku tanya apa??? bukan tanya siapa, bukan pula mengapa aku bertanya, seperti adanya aku tak pernah tahu, apa aku adalah apa, maka kepala berada di telapak kaki, menyangga raga... aku adalah apa???

Jumat, 21 Januari 2011

invictus

Puisi ini dibaca oleh Nelson Mandela-mantan Presiden Afrika Selatan dalam 'ruang sempitnya',di film ini.
Nelson dimainkan oleh Morgan Freeman. Disutradari oleh Clint Eastwood,yang kita tahu film-film

Clint kebanyakan berbobot entah dari dialog-naskahnya ataupun jalan cerita yang bermakna.

Film biografi drama ini berdasarkan dari novel yang ditulis oleh John Carllin,"Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game that Made a Nation".

Kisah seorang Presiden Afrika Selatan tak lama setelah dibebaskan dari hukuman seumur hidupnya,11 Februari 1990.

Ia berupaya membangun kembali negerinya dengan cara yang bisa dibilang mulia,'rekonsiliasi bangsa',terutama dengan cara memaafkan.

Mandela dengan kapten Springbok rugby,François Pienaar (Matt damon). Menginginkan untuk menang. Menang dalam arti yang dalam bagi sebuah bangsa,bangsa yang kini belajar dari pengalaman terdahulu.

Yang menarik adalah,nilai kebangsaan dalam film ini yang digambarkan begitu tinggi. Mandela cukup berhasil menyatukan bangsanya satu. Selain dialog yang dilontarkan Mandela maupun Francois yang membuat kita bercermin dan berpikir ulang atas sikap (sebuah) bangsa.

Pokoknya tonton deh yang dulu masanya belum tahu siapa Nelson Mandela (apalagi yang belum tahu bagaimana itu Rugby :) ) dan tak bisa banyak berkata-kata karena di film itu sudah cukup mewakili dan jelas. Untuk akting kedua pemain utama,tak usah diragukan lagi,sang Presiden dan sang kapten menjiwai karakter yang dimainkan.


"His people needed a leader.He Gave them a champion"

और अधिक पढ़ें...

idiot'sinvictus

और अधिक पढ़ें...

idiot'sinvictus

और अधिक पढ़ें...

idiot'sinvictus

और अधिक पढ़ें...

idiot'sinvictus

और अधिक पढ़ें...

Rabu, 19 Januari 2011

E-L-N-A-P-U-R-N-A-M-A-S-A-R-I

Electron- elektron jiwa terdiam hingga kembali menjadi eter saat kutatap wajahmu.

Lentera yang menerangi malam dan kegamanganpun menjadi tiada arti lagi saat cahayamu sungguh terimpi.

Nadir-nadir napas tersentak, berenti, menggumpal dibenak dada, menghimpitku pada kontemplasi keanggunan, saat kuakrabi jiwamu.

Amplitude geletar hati meninggi mencapai kulminasi saat segalanya tentangmu mulai ku kenali.

Putaran –putaran waktu terus mengiringi langkah mendamba perjumpaan abadi tanpa ilusi.

Untaian puisi terindah tak lagi mampu hiasi ruang perasaanku saat penyatuan jiwa terpisah raga terlalu terdamba.

Resonansi desah tercipta menjadi melodi terirama sejuk pagi saat bibir ini terpagut tasbih ketersilapan atas apapun darimu.

Nada angan memukau menjadi permata, saat hati tersentuh senyuman damaimu.

Aksara-aksarapun tersepuh menjadi emas, setiap kata yang terlahir dari nadir napasmu.

Materi-materi nyawa lebur dalam satu ensiklopedi sejarah pencarian suci.

Api-api angkara padam, saat aku terbakar sejukmu yang tak berambigu.

Selaksa kisah terbalut persaksian atas seluruh keAgungan.

Altar- altar pemujaan terbangun sacral disetiap kota batin, saat jiwa tlah rampung merajut situs yang tercecer dalam lumuran nanah.

Ritme tentang kesedihan tak lagi didengar , amsal angin yang bertiup pelan…. Dalam ilusi akal manusia.

Irama merdu, dendang keindahan syahdu dan senyuman dari alam syurga-lah yang kini terlekat sebagai babtisan kata suci diseluruh sendi denada hati- Setelah mampu kugapai, merengkuh utuh- Kesucian Cinta Abadi.

24-09-08

और अधिक पढ़ें...

Sepotong Prosa Bisu


Temanku adalah teman dalam kesendirian

Bukan tarian-tarian ramai jenaka

Yang membuat aku tertawa terbahak

Temanku adalah teman dalam kebisuan

Bukanlah nyanyian- nyanyian merdu

Yang membuat syahdu denada qolbu

Temanku adalah teman dalam diam

Bukanlah cerita- cerita

Bukanlah kisah

Bukan pula saling mendengar deru angin

Antara satu dengan yang lain tentang luka

Suka dan bukanlah saling menyampaikan kata

Temanku adalah kau

Temanku adalah Aku

Temanku adalah Dia

Temanku adalah Mereka

Temanku adalah Siapa

Temanku adalah Kita

Temanku adalah kalian

Juga kami dan apapun

Tetapi dalam kesendirian mengulum kata

Sepotong prosa bisu

Namun kesendirian kita adalah makna

Dalam duka

Dalam cita

Dalam cinta

Mengalir lembut seperti darah dalam arteri dan vena

Mengalir tenang bagai peluh musafir

Mengalir suci laksana gangga yang disucikan dewa

Temanku adalah teman

Temanku adalah dalam abadi

Kekal bersemayam di kedalaman hati


19:00

29-01-09

और अधिक पढ़ें...