gemeratak hati membuat kelu jiwa
sebab kau pergi tinggalkan lagu
apabila jangkrik berderik isyaratkan senja....
kelelawar mengepakkan sayap
memburu sekian mimpi yang terbuang
dikala siang menjelma iblis laknat
gurat senyum bibirmu
cerahkan tiap hati yang terdampar dijiwa
dan lesatan cahaya yang terpilin
menerkam setiap ingatanku
aku hanya bisa tersenyum pahit
sebab kau .....wahai kekasih...
masih tetap maya dalam kenyataanku...
seperti mawar berduri
tumbuh ditebing curam....
hatimu tak tergapai ,
namun matamu meneduhkan
jiwa yng membara
hanya kata...
bukan rangkaian frekuensi suara kearifan
bukan resonansi jiwa damai
hanya kemunafikan
pemaksaan
atau mungkin harapan yang tak pernah terwujud
atau bahkan mungkin keputus-asaan
tapi kutetap bahagia menatap mayamu
abadi dalam kehancuranku
karena kaulah keabadian
27 des 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar