senja menapaki ubun²
aku hanya bertanya dalam hati, "benarkah mereka kan menemaniku ?"
lalu senja lenyap dan melebur membaur ke kelam
The essence of life was empty, as the science of wind
aku adalah apa, bukan aku adalah siapa, aku dalam diri bingkai 3 jiwa, aku adalah aku, menyandang baluran puja dari cela aku adalah aku, yang jujur, yang terkabut luka, aku adalah aku, yang tertulis, dari suratan cinta, terpelanting nista, lalu aku tanya apa??? bukan tanya siapa, bukan pula mengapa aku bertanya, seperti adanya aku tak pernah tahu, apa aku adalah apa, maka kepala berada di telapak kaki, menyangga raga... aku adalah apa???
tahu ga kawan... kata itu yang kini aku ingat dari seorang cewek yang pernah aku suka, tapi sayank.... karang dia pergi. dia pernah bilang bahwa dihatinya masih ada ruang wat seorang aku, namun ternyata....
yang terjadi sebenarnya adalah aku... ibarat aku mengagumi seorang putri dan sangat ingin tinggal di istana kehidupannya. dan dia tahu segala rasa n harapan aku. ketika aku ungkapkan dia bilang ke aku masih ada ruang wat aku. aku sangat senang n bahagia. karena memang bener, dia lakukan itu. dia membawa aku ke istana hatinya,
lama sekali aku merasa tinggal dalam istananya, namun damai hati ta kurasa, karena ketika aku haus akan senyumnya, senyumnya tlah dimiliki org lain yang namanya tlah memenuhi dinding setiap hatinya. aku sadar ternyata dia membawa ke istana hatinya hanya agar aku tahu bahwa dia sangat mencintai seseorang.
dia tak memberi aku semangat bahagiaku, dia memperlihatkan berbagai warna potret kaligrafi nama yang begitu indah, dia sangat menyukainya bahkan seakan tak pernah ada yang bisa menggantikannya. potret n kaligrafi itu adalah hal yang terbaik wat dia.n dia sama sekali tak mau tahu apa yang kini aku rasakan.
aku masih mencoba bertahan agar dia tahu sebenarnya yang terjadi.....
suatu hari aku bilang "aku kangen sama dia", dan dia menjawab "too", tapi apalah sebuah jawaban tanpa persaan hati, kosong. tak tahulah aku dengan motif apa dia menjawabnya. disisi lain sang pangeran yang namanya tlah terpahat di dinding istana tahu bahwa ada seorang pengemis (aku) tinggal istananya. sang pangeran mungkin marah....... setellah itu apa yang terjadi kawan ????
sang putri bilang ke pengemis(aku) itu " kita tak ada hubungan apapun"
bagaimana jika itu terjadi padamu kawan ???
sakit dan hancurkah ?
atau kita menerima dengan kesadaran siapalah diri kita ???
aku hancur seketika itu jua, aku sungguh tak mengira sebelumnya bahwa hal ini kan terjadi,,,
namun satu hal, aku berterima kasih sekali pada sang putri. sebab dia berpesan ma aku n aku masih ingat pesannya. "just flow" yach kata itu yang mampu membuat aku mampu berdiri lagi setelah hancur, tetap tegar... meski dalam hati aku sebenernya sakit banget.
disisi lain aku bersyukur, kini tambah sebuah hati dan praharanya yang aku pelajari.
Princess, thanks for your message, I was able to get up and brave again.
J U S T F L O W
Selaksa Sabit Yang Kurindu
kini sepi merasuk.
senyum indah bahagia tak lagi terlukis dihati ?
bukankah aku tahu,
kepergianmu untuk cinta yang kau damba?
bukankah aku sadari,
dihatimu tertulis bukan namaku.
semestinya jika aku mencintai
aku kan bahagia dengan kebahagiaan
orang yang aku sayangi.
senyum kini hanya kepahitan
yang dipaksa menjadi manis.
kecut dalam gemuruh riang harapan cinta
aku rindu senyumanmu
senyuman bulan sabit
terlahir dari kasih dan cinta
sepenuh hati
sepenuh jiwa
aku ingin kau selalu tersenyum
dalam damai sejujur hati
selembut rasa.
24-03-11
Kembali larut dalam pagi
Baru beberapa inci kupahat kisah
Tentang Purnama yang terjaga
menemani kesepian
dengan pendarnya
Pagi terlalu dini tlah mati
Senyap menjalar
dari ujung jalan setapak lengang
berkabut
ke mata menembus kornea jiwa
Butiran angin menunduk pada embun
mengharap mentari esok menuliskan
sulur-sulur cerita kan tumbuh liar
memugar kembali dhukha
Dan langkah kaki kemabukan…
Bersama sebuah mimpi
Tentang Purnama setiap hati
Jalan setapak samping jembatan, 23022011
00;58
Hanyalah seserpih angin yang mulai menari
menapaki malam
tanpa debur ombak
tanpa sepoi angin gunung
hanyalah seserpih angin yang mulai menyanyi
dalam rerimbun do'a para pecinta malam
tanpa ritmis
tanpa puja
tanpa sederet wirid yang menarikan hati
hanyalah seserpih angin yang mulai menyapa
menatap jauh pada kerlip bintang
melelakan angan pada hamparan malam
menyusur setapak jalan
hanyalah seserpih angin yang mulai merindu
hanya dalam malam aku kan mampu menatapmu
bintangku
pada bintang, 23022011
00;07
Diriku menyelinap dalam remang jiwaku,
”lalu terdiam”
- kemudian berjalan-
menatap segala atas alam ini
Dari balik kesunyian mata yang terlempar jauh,
Aku dengar desis suara tangis.
Pilu- Sepilu pecinta ditinggal sang kekasih
Tapi dia bukan pecinta, hanya rintihan
teramat sakit dan,
kesedihan...!
Diriku seakan bercakap dengan suara
Yang tiba-tiba kukenali dari serentet cerita
Pusara hati yang rindu
Akan yang terselubung...?
namun, tetes embun tak kunjung turun
kengarai hidup dalam dada
Sekitarku senantiasa dan masih
Bertasbih,
Hanya aku yang tak bisa..
Aku masih kuat dengan anasirku
hanya aku tak sanggup
dan terlalu rentan dengan Cinta(Mu)
Aku terus berharap
Meski dalam takut terdalam
Murkamu...
2904’10