Jumat, 25 Februari 2011

Kisah Pagi Terlalu Dini


Kembali larut dalam pagi

Baru beberapa inci kupahat kisah

Tentang Purnama yang terjaga

menemani kesepian

dengan pendarnya

Pagi terlalu dini tlah mati

Senyap menjalar

dari ujung jalan setapak lengang

berkabut

ke mata menembus kornea jiwa

Butiran angin menunduk pada embun

mengharap mentari esok menuliskan

sulur-sulur cerita kan tumbuh liar

memugar kembali dhukha

Dan langkah kaki kemabukan

Bersama sebuah mimpi

Tentang Purnama setiap hati

Jalan setapak samping jembatan, 23022011

00;58

Tidak ada komentar: