Welcome to my Mind

aku adalah apa, bukan aku adalah siapa, aku dalam diri bingkai 3 jiwa, aku adalah aku, menyandang baluran puja dari cela aku adalah aku, yang jujur, yang terkabut luka, aku adalah aku, yang tertulis, dari suratan cinta, terpelanting nista, lalu aku tanya apa??? bukan tanya siapa, bukan pula mengapa aku bertanya, seperti adanya aku tak pernah tahu, apa aku adalah apa, maka kepala berada di telapak kaki, menyangga raga... aku adalah apa???

Kamis, 03 Februari 2011

Obituari Pagi

Mentari mengatup pada dekil angkuh

Selembar daun nangka, haru!

Seharu batu putih kusam di samping pertapanku, terdiam!

Memang tak berkata…..

Dibalik dada telah menjadi hamparan pesakitan

Setelah mata bermahkotakan bunga

Api rengsa bukan berkobar, tetapi bara luka memanas

Tak kunjung sirna.

Jika anggur direguk, mestikah kita mabuk ?

Sepilu diam batu putih kusam mendalami tenang dasar jiwa

Rasakan pagi berembun suci pada aura cahaya yang masih suri

Mendung menggantung,

Selaksa langit kan menangis

Hujani jiwa- jiwa risau

Tetapi ….

Semulia tiang penyangga dukha

Batu putih nan kusam menyabdakan makna

“ Inilah adanya!

Dalam sendiri!

Melarung diri di samudra hati

Hadapi gelombang ombak

Melawan karang

Inilah adanya!

Sendiri dalam kesendirian

Tanpa selapis kafan

Tanpa teduhan

Tanpa sauh

Tapi inilah adanya,,

HAMPA!

23-11-08


और अधिक पढ़ें...

Prolog Cinta

Cinta mengusik taqwa dihatiku

Membredel benteng keimanan

Aku melihat mereka dipadang jiwa

Bergemuruh, berkecamuk dalam dada

Saling merenggut nyawa

Apa dunia kan mencela?

Apa firman Tuhan kan menghujat sunah-NYA mengalirkan

cinta?

Apa orang-orang suci kan membenci ?

Jika aku mencintai

Kuluapi dirimu dengan cinta

Aku tak berharap apa-apa

Aku tak mengerti

Apa kau menjerumuskan dan memalingkanku dari kebajikan?

Ataukah justru kaulah yang membawaku pada petunjuk ?

Demi Tuhan yang setiap jiwa tergenggam

dalam kasih-NYA

Aku masih mengingat dalam dzikir

Biarkan nyanyianku mengisi seluruh alam

Dan Tuhan mendekapkan pelukan

Mengecup meniupkan taqwa sebenar ke nyawa

Jika aku hilang dari kebajikan

Sungguhlah hukuman tlah telah tercipta

Jika kematian menjemput

Menyerahkan aku dan diriku pada ke-Maha-an

Dihati tiada kuharap

Kecuali bersamamu

Saat sang Rohman

Memberi pertemuan Agung

20-11-08

और अधिक पढ़ें...

Sajak Aku dan Jiwaku

Sisa hujan!....

Iramamu lagu baru bagiku,

bukan diri(Ku)

Kaupun melukaiku

Mengundang sejuta persepsi jiwa

Dimana Kau berada? Atau……?

Apa kau sedang menuntunku ?

MenemuiMu.

Kau telah lama hidup

bahkan sebelum aku mengucap namaMu

Tapi Kau tak mengerti mauku,

Kau gores permata hitamku

Kau melemparku ke dunia “Pengertian”!

Berulang kali kuartikan diriMU dalam diriku

Adalah kehidupan dari berbagai “Pengertian”

Katanya kau “Intisari”

bukan “Pengertian”

Kau tak dimengerti hanya dengan sejuta “Definisi”

Garis tangan nampak suci

Bagai kamil puncak maqom para kekasih

Merelakan dirinya menemui Sang Jiwa Terdamba

Aku mengais harap dalam galauku

Ijinkan aku berjumpa jiwaku sejak malam ini

MengenalNya,

Berkarib dengan misteriNya

Hingga mentari tak mampu lagi memberi hangat

Melebihi kemesraan kami

Ijinkan aku menemuiNya sejak malam ini…..!!!

00;00

18-11-08

और अधिक पढ़ें...

Sajak Cinta Buat Bunda

Ibu…..

Saat kuncup mekar segar dalam embun

Engkau telah lebih pagi memberiku kesejukan seribu embun

Kau belai rambutku dengan usapan syurga-

Tak mampu terberi kecuali engkau dan DIA-untukku

Dalam dekapmu sang jibril mendekap hangat

Dengan sayap putih-lembut-

Perak sutra-melelapkan aku

Dari tangis bengis gigil duniaku

Ibu….

Kini engkau tak menemaniku.aku sendiri!

Sepi, sunyi menatap mimpi-kabur-dari kemanusiaanku

Do’a-Mu Ibu

Meneteskan peluh di mataku

Do’a-Mu Ibu, Menggilkan jiwaku

Mengamatirkan hatiku

Ibu….

Meski tak kusebut nama-Mu dalam dzikirku-nama-Mu.

Lidah tergelincir menanggil murkamu

Do’aku memanggil hadirmu

Disetiap jengkal langkahku

Do’aku berharap dari do’a-Mu

Tentang diriku dari rela-Mu

Ibu…..

Engkau hujan deras dalam gurun kehidupan

Permata perasaan segala hiasan

Madu segala muara qolbu

Muntahku-keluhku-bahagiaku-

Tercurah selalu pada-Mu

Rindu-cinta-duka-tawa-luka-canda-senyum-

Selalu hanya engkau yang mengerti

Do’aku memujamu terpahat ta’dhim

Terukir mulia salam

Memeluk-Mu

Dalam ke-Agungan-NYa

Do’aku Ibuku

Disanalah Mihrob dan Mirbat-Mu

“singgasa tak terlukiskan

Tahta emas,

Mahkota ratu,

Perjumpaan puja,

Cahaya sempurna berbalur plasma,

Puncak nirvana”

Engkau Ibu…..

Mihrob-Mu hanya pada-NYA

16-11-08

05;00

और अधिक पढ़ें...

Kupanggil Dirimu Dalam Do'a Suciku


kupanggil diri-Mu dalam do'a suciku,

memberi kabar pertautan hati.

Sebab disetiap sudut pikirku hanya ada

-Arti hadir-Mu


tanya hilang dari seluruh kemampuan - Agung-Mu

meraba bayang semuku

tiada tersisa lagi suara yang terucap,

tiada pernah lagi hinggap

segelintir hidup dibulir bulirku,

suara manja memanggil jiwaku

-mendekap-Mu dalam canda dan cumbu


dari desah yang mengucur, darah berlari lahirkan kesadaran

tuk jujur padaku, bukan pada siapa atau untuk apa.

hanya untuk diriku dalam jiwaku - apa adanya


kucoba....

kubuka hati tuk menerima pilihan

tak pernah ada bidadari selain diri-Mu

menutup rapat harap qolbu dari selain-Mu

kubunuh cintaku untuk selain-Mu


aku tak bisa relakan hatiku terisi

oleh selain diri_Mu



16-11-08

04;41

और अधिक पढ़ें...

Catatan Fajar


Dan subuhpun ajarkan bagaimana? Saat paradigma mimpi cinta telah teramsal puing bebatuan jatuh, tlah terisyaratkan dalam musim bunga gugur, bulir - bulir air tlah leleh dari sudut pualam mata membasahi kerutan maya di wajah pucat membungkus seluruh kehidupan cakrawala angan menjelma potret-potret lesu membiru, melepuh dalam kelabu asap tungku. Dan otakku.. sampai ketika subuh tlah lupa masih belum juga mengerti 'kan bagaimana memudar segala gelap pengap??? keluhku,,, apabila satu kata yang sempat singgah adalah kemampuan yang merasuk seperti kilatan altar, "aku yakin lukisan luka tak pernah ada... dan ujung kata terindah adalah cinta". demi waktu yang mengalirkan darahku, tiada kupungkiri cinta kita.. cinta kau, aku, dan dia.. dan semua yang berputar adalah warna irama cinta. Kebencian yang pernah ada itulah makna keagungan dan kemulyaan pun keindahan tetes nirvana yang kini tlah mampat di hati yg dilema.

Pagi, sepagi matahari yang masih kedinginan, menelangkupkan selimut langitnya pada biasan embun. Nuansa fajar bening masih tercipta dalam ingatan, menyebutAsma mimpi menggelinjang mengerang girang namun seakan usang. Semilir angin sepertiga malam mungkin membelaiku penuh kasih hingga aku masih teramat hangat mencumbu mimpi- mimpi yang singgah berganti dalam deretan fajar yang kian memutih. Biasanya semuanya hanya persinggahan tanpa makna dan melenggang tanpa bekas yang mengusik pagiku, Hanya saja ini berbeda dari yang bisanya, ada yang tertinggal! Entah apa, mungkin hanya hasrat terpendam atau ilusi dan ataupun bisikan intuisi, aku semakin tak mengerti. Dia begitu nyata menghampiriku, menatap, menyapa dan menanyakan perihal rasa hati yang sedang kutandang. Dia masih tertinggal dihari dan benakku bahkan menguasai pikiranku hingga pagi memberiku dhukha.

Aku masih mematung mencoba menerka isyarat kehadiranmu tadi fajar, dalam pelukan mimpiku, dan ...... " apa kau merinduiku, namun kau tak mampu mengatakannya? apa kau memendam rasa yang tak pantas untukku, pikirmu? apa kau menginginkan sapaku, namun kau malu karena kau mungkin aku......???? Aakh... lagi -lagi aku hanya membatin dan mencoba menerka. Namun , semuanya hanya sia-sia. Karena Kaulah yang tahu tentang perasaanmu.

"Gludakkkkkkk......!" suara bantingan itu menyadarkan aku, aku menolehnya, ternyata jam bekkerku yang berada di rak dekat meja belajarku jatuh setelah deringnya jam 06:33 berlalu tanpa aku dengar.

Malas kuraih tas tuaku yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi, namun terpaksa aku raih juga. . . aku beranjak berangkat sekolah dengan langkah yang lunglai, melenggang melewati sepetak sawah dan setelah itu sampai ke tepi jalan raya, belok kiri melewati koridor sepi... kampusku memang tak terlalu jauh... hanya butuh sepuluh menit lebih sedikit aku sampai dari rumahku.

Mata kuliah "Filsafat Umum" , mata kuliah paling aku gemari dan selalu menjadi inspirasiku dalam melakukan sesuatu, kadang menjadi hakim dalam setiap persoalanku, penjawab teka teki rasa dalam hatiku, selama 2 jam berlalu tanpa sedikitpun aku memasukinya meski aku dalam ruangan diman teman-temanku asyik memahami hakikat. Aku kosong dengan sisa fajarku...

Matahari naik, detik berdetak, menit berlalu, jarum jam kini berada pada angka 10:30. Itu berarti waktu kuliahku tlah usai, dan aku harus pulang memenuhi kontrak kerjaku agar aku tetap bisa kuliah. Namun lagi lagi aku masih tak bisa konsentrasi dengan pekerjaanku. KJau masih saja hadir dalam pikiranku, Kau seakan memenuhi pelupuk mataku dengan senyumanmu. Beberapa Klien silih berganti, datang dan pergi... dan matahari kusadari tlah menggandeng senja mesra. Aku iri pada kemesraan mereka dan aku masih menerka......

Aku berjalan pulang dengan gontai langkag lelah, beranasir dengan imajinasiku.... dan bersenandung layaknya anak-anak yang baru puber, menyanyikan lagu cinta dan rindu... dan aku tak mampu memasuki makna lagu itu, karena aku masih memikirkanmu.

"Kau terngiang dalam setiap hati dan pikiranku, mengalir bersama nafasku, dan aku terus menerka isyarat hadirmu dalam mimpi fajarku "

Senja kini benar benar tlah raib, dan hanya kelam menyelimuti alam. Pada hati yang bertanya namun tak terjawab, yang merasa namun tak terberi, yang rindu namun tak terobati, yang menerka namun tak......... dan segudang hati lainnya.....

"Karena kau diapun tercipta

lewat fajar dalam nyanyian bibir suci

sesaat setelah keharuman sujud

mendesahkan nafas takjub

juga dengusan silap

lewat halus bayu semilir

kau bisikkan salam sekuntum mawar

kau….

Kehadiranmulah yang menebar getaran-getaran sakral

Tuhan

Melambungkan sang jiwa menuju keberadaan alam mimpi

Hakikat

Arti setiap kata

Kaulah yang mekarkan bunga dewa

Sebagai kan persembahan pada bidadari

setiap singgasana kehidupannya

Kaulah yang tersebutkan disetiap nafas"


08;19

Kalibeber, 04 Februari 2011

और अधिक पढ़ें...