Kamis, 03 Februari 2011

Catatan Fajar


Dan subuhpun ajarkan bagaimana? Saat paradigma mimpi cinta telah teramsal puing bebatuan jatuh, tlah terisyaratkan dalam musim bunga gugur, bulir - bulir air tlah leleh dari sudut pualam mata membasahi kerutan maya di wajah pucat membungkus seluruh kehidupan cakrawala angan menjelma potret-potret lesu membiru, melepuh dalam kelabu asap tungku. Dan otakku.. sampai ketika subuh tlah lupa masih belum juga mengerti 'kan bagaimana memudar segala gelap pengap??? keluhku,,, apabila satu kata yang sempat singgah adalah kemampuan yang merasuk seperti kilatan altar, "aku yakin lukisan luka tak pernah ada... dan ujung kata terindah adalah cinta". demi waktu yang mengalirkan darahku, tiada kupungkiri cinta kita.. cinta kau, aku, dan dia.. dan semua yang berputar adalah warna irama cinta. Kebencian yang pernah ada itulah makna keagungan dan kemulyaan pun keindahan tetes nirvana yang kini tlah mampat di hati yg dilema.

Pagi, sepagi matahari yang masih kedinginan, menelangkupkan selimut langitnya pada biasan embun. Nuansa fajar bening masih tercipta dalam ingatan, menyebutAsma mimpi menggelinjang mengerang girang namun seakan usang. Semilir angin sepertiga malam mungkin membelaiku penuh kasih hingga aku masih teramat hangat mencumbu mimpi- mimpi yang singgah berganti dalam deretan fajar yang kian memutih. Biasanya semuanya hanya persinggahan tanpa makna dan melenggang tanpa bekas yang mengusik pagiku, Hanya saja ini berbeda dari yang bisanya, ada yang tertinggal! Entah apa, mungkin hanya hasrat terpendam atau ilusi dan ataupun bisikan intuisi, aku semakin tak mengerti. Dia begitu nyata menghampiriku, menatap, menyapa dan menanyakan perihal rasa hati yang sedang kutandang. Dia masih tertinggal dihari dan benakku bahkan menguasai pikiranku hingga pagi memberiku dhukha.

Aku masih mematung mencoba menerka isyarat kehadiranmu tadi fajar, dalam pelukan mimpiku, dan ...... " apa kau merinduiku, namun kau tak mampu mengatakannya? apa kau memendam rasa yang tak pantas untukku, pikirmu? apa kau menginginkan sapaku, namun kau malu karena kau mungkin aku......???? Aakh... lagi -lagi aku hanya membatin dan mencoba menerka. Namun , semuanya hanya sia-sia. Karena Kaulah yang tahu tentang perasaanmu.

"Gludakkkkkkk......!" suara bantingan itu menyadarkan aku, aku menolehnya, ternyata jam bekkerku yang berada di rak dekat meja belajarku jatuh setelah deringnya jam 06:33 berlalu tanpa aku dengar.

Malas kuraih tas tuaku yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi, namun terpaksa aku raih juga. . . aku beranjak berangkat sekolah dengan langkah yang lunglai, melenggang melewati sepetak sawah dan setelah itu sampai ke tepi jalan raya, belok kiri melewati koridor sepi... kampusku memang tak terlalu jauh... hanya butuh sepuluh menit lebih sedikit aku sampai dari rumahku.

Mata kuliah "Filsafat Umum" , mata kuliah paling aku gemari dan selalu menjadi inspirasiku dalam melakukan sesuatu, kadang menjadi hakim dalam setiap persoalanku, penjawab teka teki rasa dalam hatiku, selama 2 jam berlalu tanpa sedikitpun aku memasukinya meski aku dalam ruangan diman teman-temanku asyik memahami hakikat. Aku kosong dengan sisa fajarku...

Matahari naik, detik berdetak, menit berlalu, jarum jam kini berada pada angka 10:30. Itu berarti waktu kuliahku tlah usai, dan aku harus pulang memenuhi kontrak kerjaku agar aku tetap bisa kuliah. Namun lagi lagi aku masih tak bisa konsentrasi dengan pekerjaanku. KJau masih saja hadir dalam pikiranku, Kau seakan memenuhi pelupuk mataku dengan senyumanmu. Beberapa Klien silih berganti, datang dan pergi... dan matahari kusadari tlah menggandeng senja mesra. Aku iri pada kemesraan mereka dan aku masih menerka......

Aku berjalan pulang dengan gontai langkag lelah, beranasir dengan imajinasiku.... dan bersenandung layaknya anak-anak yang baru puber, menyanyikan lagu cinta dan rindu... dan aku tak mampu memasuki makna lagu itu, karena aku masih memikirkanmu.

"Kau terngiang dalam setiap hati dan pikiranku, mengalir bersama nafasku, dan aku terus menerka isyarat hadirmu dalam mimpi fajarku "

Senja kini benar benar tlah raib, dan hanya kelam menyelimuti alam. Pada hati yang bertanya namun tak terjawab, yang merasa namun tak terberi, yang rindu namun tak terobati, yang menerka namun tak......... dan segudang hati lainnya.....

"Karena kau diapun tercipta

lewat fajar dalam nyanyian bibir suci

sesaat setelah keharuman sujud

mendesahkan nafas takjub

juga dengusan silap

lewat halus bayu semilir

kau bisikkan salam sekuntum mawar

kau….

Kehadiranmulah yang menebar getaran-getaran sakral

Tuhan

Melambungkan sang jiwa menuju keberadaan alam mimpi

Hakikat

Arti setiap kata

Kaulah yang mekarkan bunga dewa

Sebagai kan persembahan pada bidadari

setiap singgasana kehidupannya

Kaulah yang tersebutkan disetiap nafas"


08;19

Kalibeber, 04 Februari 2011

Tidak ada komentar: