Sabtu, 18 September 2010

"Permata Syeikh Ibnu Atho'illah"







Bismillah…
Alhamdulillah ala kulli hal, Segala puji dan tahmid selayaknya dan selama – lamanya hanya kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Rasanya ini posting pertama pada tahun 2010. Saya seperti kehilangan momentum untuk menulis, lebih kepada mood untuk membaca. Insya Allah, semangat hijrah Rasulullah (solallah alaihi wasallam) moga terus menjadi pemangkin dalam diri , menjadi obor menyalakan perubahan kearah kebaikan dan seterusnya menatijahkan amal soleh. Mudah – mudahan dibantu Allah dalam setiap urusan..
Seorang hamba itu haruslah terus berjalan menuju TuhanNya. Menyerahkan seluruh urusannya untuk ditadbir oleh Allah disamping tidak meninggalkan usahanya sebagai makhluk kerna sesungguhnya semua, segalanya dan seluruhnya akan kembali pada Allah jua.
Janganlah pula meninggalkan doa kerana bukankah doa itu adalah senjata para mukmin. Teruslah memohon dan merayu pada Nya dengan tidak meninggalkan adab sebagai seorang hamba. Saya menyelak kitab Hikam. Mencari – cari penawar dan hikmah daripada Syeikh Ibnu Atho’illah dan.. berkali – kali juga mata mengulang baca kalam nasihat penuh hikmah Ibnu Atho’illah :

" Janganlah kelambatan pemberian Tuhan kepadamu padahal engkau
bersungguh-sungguh dalam berdoa menyebabkanmu patah harapan, kerana Allah telah menjamin menerima semua doa dalam apa yang Dia ( Allah) kehendaki untukmu , bukan menurut kehendakmu dan pada waktu yang Dia tentukan, bukannya pada waktu yg engkau tentukan "



Subhanallah. Sesungguhnya Syeikh Ibnu Atho’illah sedang mengajarkan adab kepada kita. Hamba itu sifatnya menyerah dan menerima segala pemberian Tuannya tanpa sewenangnya menyangkal itu dan ini. Bukankah pelik seseorang menyangkal sesuatu yang dia sendiri tidak tahu ?
Usah mendakwa ‘aku lebih tahu tentang diriku’ jika kita sendiri sebenarnya belum pasti berapakah agaknya bilangan tulang- temulang yang membungkus tubuh kita ? Bagaimana dan berapakah agaknya sel- sel otak yang bercabang di membran kita? Bagaimana pula dengan bilangan helaian rambut dan lainnya yang terlalu sukar kita ungkapkan jawapannya ?
Rupanya kita sendiri tidak tahu tentang diri kita sendiri kerna yang lebih mengetahui tentang diri kita HANYALAH ALLAH. Yang terlebih – lebih mengetahui urusan yang baik dan buruk untuk kita - justeru juga hanya DIA. HUWA ALLAH.
Allah menjadikan manusia tidak sempurna supaya kesempurnaan dan kemuliaan itu adalah milik Nya semata … dan menyedarkan manusia bahawa sesungguhnya kita yg bergelar makhluk amat dan terlalu memerlukan ALLAH.
Saya teringat pada sebuah puisi yang terdapat di dalam buku karangan Hubabah Halimah al Aydrus. Puisi yang mengajarkan cinta kepada Allah. Sungguh hebat luahan cinta orang – orang yang dekat dengan Allah sehingga generasi selepas mereka bisa belajar dan mengambil istifadah dari mutiara- mutiara penulisan mereka.


Katakanlah !

Adakah yang lebih hebat daripada NYA ?

Siapakah yang dapat memberikanmu kebahagiaan

Walaupun hanya sesaat ?

Siapa yang dapat mengaruniai mu kesenangan

Meskipun hanya sekejap ?

Sungguh….

Bukan kebahagiaan dan kesenangan yang kucari

YANG KU INGINKAN DARIMU
ADALAH ENGKAU SENDIRI

ROBBI…

(Rumi)

Tidak ada komentar: