Jiwaku membawamu dalam do’a, Alina!
Sesekali kuhirup isakan tangisku
Dadaku semakin remuk
Karena angin pagi tak menyuguhi
Mentari
Kesejukan terdamba dipalung jiwa tak terberi
Bisikan senja memberi kabar
Hidupmu Alin, suri dalam dirimu puri
Meski bukanlah aku terucap di dzikirmu
Dan helai munajatmu
Aku tlah cukup dengan gelakmu
Ku tlah cukup dengan senda gurau cedahmu
Ku bahagia dengan sendiriku
Bukan pucat wajahmu
Alina
Meski engkau tak lintaskan harap akan terciptanya
Lukisan ini
Aku tlah cukup bila engkau tahu
Risau jiwaku terhunjam didada
Alina
Kutahu dera didirimu
Takut menatap matamu
Jika engkau kan semakin tersiksa
Lalu Alina…
Angin putih membelaiku mencipta
Kata meski tak pernah sempurna
Tersenyumlah Alina!
Tersenyumlah seanggun Purnama
Tersenyumlah secantik Venus dan Amor
Tersenyumlah
07;15
27 nopember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar