bibir-NYA sempat singgah di dahiku tadi malam
sinar matanya trus menelusup lewati bulu mata
tandus, lalu merasuk ke pembuluh syaraf
memukul gendang otak yang tak lagi normal
berfungsi
madu bibir-NYA ter-alir ke mulutku
setelah membasahi bibirku
yang biru sebab lumatan-NYA tak ter-jedakan
membuat aku berceracau tak karuan
jemari dari telapak tangan-NYA yang lembut
menyusuri petakan wajah, meraba apapun
dariku lalu turun ke dada
dan kemanapun dengan liar dan nakal-NYA
DIA tiupkan nafas kasturi-NYA
merobek kulit dadaku, membeset daging
mematah-matahkan rusuk
menyusupkan angin-NYA pelan
meng-anasirkan ke dalam jantung
masih dalam segarnya malam
DIA telanjangi aku
mencumbuku
aku rasakan belain-NYA
aku mati rasa dalam gelinjang syahwatku
DIA teramat sempurna memberi cumbuan
di tiap malam-malam sunyiku
hingga DIA kan terlelap ketika pagi
DIA terlelap dalam damai hatiku
10-11 februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar