Seperti dingin membalutkan uap malam
Melingkarkan selimut ke hangat,
Sinar fajar dibiarkan tercecer berserak
Sebuah nama dimasa depan terlupa
;diberi sesaji
Hanya sedikit diperciki sisa angin mengembun
;asam
Yang enggan pergi dari peraduannya
Jadi terbungkus,
Jadi mendengus,
Sedang bara anggun tadi malam tlah hangus
Seakan semua ciut terenggut maut
Celoteh para resi hanya sebatas ilusi
Rutinitas tak berbekas
Sesekali seorang anak kecil
men-depis
Jadi mengempis,
Jadi menangis,
Diemperan rumah-rumah pengetahuan
Mengais harap
Memandang atas, meratap
Menceracau kata tak bersuara
Tak dipeduli;
Tak dimengerti;
Tak dipahami;
Namun angin masih mengert i
“Nama masa depan…”
18-06-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar