Senin, 17 Januari 2011

Diantara Babtisan Rinai Hujan

Diantara babtisan rinai hujan

Merobek tabir-tabir

Dalam hampa urat malam mimpiku kian nyata menelusup ruang logika.

Menyeret. Kemudian menyudutkanku pada dinding

Ke-Agungan-Nya

Lafal luka seakan berkecamuk, tereja sempurna

Saat kerinduan menjadi rapalan mantra yang kian pudar

Berlanjut tanpa ujung, memangku damba dalam puncak jumpa

Dan puja.

Bersama hening senyap aku terkucil, mengerdil dari alam mungil

Hatiku tak lagi inginkan selain-Mu

Namun mimpi suri menggerogoti cinta hati yang panas

Mendamba percintaan seakan sempurna

Kecuali karena, oleh, dan untuk-Mu

Diantara babtisan rinai hujan

Menanti hujan kemustajaban-Mu mengguyur qolbu

Semaikan cinta tak

Ter-Luka

Ter-Fana


10 oktober 2008

Tidak ada komentar: