Kamis, 13 Januari 2011

Sebab Mekarmu Hanya Sekali


angin ini seperti badai menamparku berulang

kala malam melukis sosok wajah dari gulungan kabut

ketika dinginnya meruntuhkan liar asa

ketika anyirnya membunuh nuansa aura

segalanya tertitah hampa

membaur biru cita didermaga sayu

sayup berkelebat asmamu menggaung dihatiku

segala pesonamu membeset kulit ariku

perih terendra dinadir jiwa

tangan kian meraih genggam cahaya

namun naluri menangis meluapkan tlaga

ada seonggok nafas yang tertahan

sebab miris bunga layu

sebelum tiba masanya ranum

segumpal nestapa memenuhi ruang nyawa

menelan kepahitan ludah sendiri

mencoba menyemai kata

sebab jauh dipalung hampa

memimpikan

mekarmu abadi dalam harum ranummu sejati

13 january 2011


Tidak ada komentar: